Jumat, 05 November 2010

Pengalaman Mengikuti Seleksi Capaska

Waktu itu sekitar bulan April 2009, aku mendapat informasi bahwa seleksi capaska kabupaten Majalengka telah dibuka. Reaksiku saat itu biasa saja, karena aku sadar bodi, posturku saat itu sangat enggak banget untuk mengikuti tes tersebut, dan akupun tidak pernah membayangkan diriku akan ada diantara para pemuda – pemudi yang berjalan dengan langkah tegap, memakai pakaian putih – putih, mengemban tugas mulia yaitu mengibarkan sang saka merah putih pada hari kemerdekaan. Sungguh gagah dan keren sekali mereka, dan pastinya membuat para orang tuanya bangga.
Sedangkan di sekolah sendiri, para seniorku sudah menggembleng kami dengan segala macam latihan guna mempersiapkan diri untuk menghadapi selaksi tersebut. Mulai dari gemblengan fisik, sampai beragam tips dan trik dalam menghadapi selaeksi. Para seniorku pun menceritakan tentang pengalaman mereka dalam seleksi, isinya beragam, mulai dari hal yang lucu, membanggakan, sampai mengecewakan. Semua latihan itu aku jalani dengan enjoy.
Langkah pertama untuk mengikuti seleksi adalah mendaftar dan menyerahkan persyaratan, yaitu nilai rapor dan surat tanda sehat dari dokter atau puskesmas (kalau tidak salah, tapi yang pasti di dalamnya berisi tinggi dan berat badan). Persyaratan tersebut harus dimasukan ke dalam map dan di beri nama dan asal sekolah. Tinggi badan minimal pada sat itu adalah 165 cm untuk pria dan 160 untuk wanita. Tinggiku saat itu adalah 165cm pas, namun aku masih merasa pesimis, karena berat badanku kurang ideal sehingga aku terlihat lebih kecil.
Kemudian pada hari sabtu(kalau tidak salah lagi), aku dan teman teman pergi ke kantor Disdikbudpora (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga) untuk mendaftar dan menyerahkan persyaratan. Disana, selain menyerahkan persyaratan, kami juga diukur tinggi badan. Dan Alhamdulillah aku dan teman - temanku semuanya lulus dari tes pertama ini. Setelah itu kami di beri tahu tempat dan waktu pelaksanaan seleksi, dan setelah itu kami semua pulang.
Waktu pelaksanaan seleksi adalah hari minggu dari jam 07:00 s/d selesai, sedangkan tempatnya di sekitar lingkungan Disdikbudpora. aku dan teman teman datang ke Disdikbudpora, kami datang pukul 7:00, dan pada saat itu masih sedikit yang sudah datang. Waktu pertama datang aku merasa minder, karena yang sudah datang hampir semuanya berpostur tinggi – tinggi. Namun setelah beberapa lama aku mulai berbesar hati karena ada pula yang berpostur lebik kecil dari aku yang mengikuti seleksi. Pada saat itu aku tidak pernah menargetkan atau membayangkan akan lolos seleksi , namun aku hanya ingin mencari pengalaman sebagai bahan cerita untuk nati para juniorku, aku juga ingin mengukur kemampuanku.
Kami datang ke sana menggunakan PSAS(seragam sekolah), Yang pertamakali dilakukan adalah mengambil nomor peserta, aku lupa berapa nomor pesertaku saat itu. Setelah itu setelah semua sudah mendapat nomor peserta masing – masing, panitia mengadakan upacara pembukaan.
Kemudian setelah upacara pembukaan selesai, saatnya tes dimulai. Kami disuruh berganti pakaian dengan pakaian olah raga. Pelaksanaan tes untuk putra dan putri di pisah, putra melaksanakan tes fisik, sedangkan putri melaksanakan tes akademik. Tes fisiknya adalah lari mengelilingi alun – alun Majalengka dalam waktu 10 menit. Sebelum melaksanakan lari, peserta dibagi dalam kelompok kelompok kecil dan setiap kelompok di dampingi oleh panitia yang tidak lain adalah PPI (purna paskibraka indonesia) sendiri, dan setiap peserta harus melaporkan berapa keliling mereka mengelilingi alun dalam 10 menit kepada panitia pendampingnya. Para panitia mengenakan baju PDH PPI (pakaian dinas harian PPI), sungguh gagah meraka, dan tampak juga para panitia tersebut seniorku. Kemudian setelah itu dimulailah tes fisik tersebut, kami mengelilingi alun – alun Majalengka yang aku sendiri tidak tahu pasti berapa meter keliilingnya, namun aku rasa cukup besar.
Ratusan peserta berlari mengelilingi alun – alun. Meraka berlari dengan bersungguh – sungguh dan berlomba untuk menjadi yang terbaik. Sementara aku, tiga menit pertama kulalui dengan penuh semangat, dua setengah keliling sudah aku lalui. Waktu tersisa 7 menit lagi, tapi rasanya badanku sudah mulai lelah, aku mencoba untuk terus berlari dengan segenap sisa sisa kekuatan yang ada. Ada hal yang lucu pada saat tes ini, ada salah satu anak yang berhenti dan pergi ke tengah lapangan, munkin dia sudah tidak kuat dan ingin segera mengakhiri tes ini, namun dia malah dimarahi oleh tentara yang tidak lain adalah panitia, kemudian setelah dimarahi dia dipaksa untuk terus melanjutkan perjuanganya, dan dengan badan yang lelah dan hati yang dongkol dia terpaksa melanjutkan perjuanganya. Aku tak kuat menahan tawa saat itu. Ada pula anak yang posturnya tinggi besar namun sakit, dia tidak kuat berlari, namun dia ditemani oleh temanya, temanya merasa canggung untuk meninggalkan dia, mungkin karena kasihan, dan temanpun berlari sambil memotifasi dia untuk tetap berlari,temanya tidak mau meninggalkan dia. Tapi setelah di desak oleh temanya yang lain untuk meninggalkan dia, temannyapun terpaksa meninggalkan dia, karena nilainya akan berkurang jika temanya tetap menemani dia. Kemudian 10 menitpun berlalu, aku hanya dapat mengelilingi alun sebanyak lima setengah keliling dalam tempo 10 menit. Dan setelah itu aku melaporkan hasilnya pada panitia. Ada banyak orang yang lebih banyak mengelilingi alun dari aku, namun tak sedikit pula yang di bawahku.
Setelah melaksanakan test fisik, selanjutnya adalah test akademik. Dan sekarang putri giliran melaksanakan test fisik. Test akademiknya adalah mengisi soal tentang pengetahuan seputar kepaskibraan, mulai dari sejarah bendera merah putih, ukurannya, dan lain lain, ada pula soal pengetahuan umum. Soal itu sangat mudah bagiku, karena selama mengikuti latihan harian di sekolah kami selalu digembleng tentang pengetahuan kepaskibraan. Aku sangat merasa percaya diri dalam mengikuti test ini, karena besikku memang soal hapalan. Setelah melaksanakan test akademik, para peserta masuk ke dalam aula Disdikbubpora untuk melaksanakan test selanjutnya. Test selanjutnya adalah test pbb dan test postur tubuh. Test pbb kulalui dengan baik. Aku melihat yang lain, ada sedikit rasa lucu saat itu, tak lain adalah karena ada sebagian anak yang pbbnya kaku seperti robot. Kemudian test postur tubuh, yaitu tes untuk melihat bentuk tulang yang bengkok atau lurus. Bentuk testnya adalah semacam pbb, tapi celana di angkan ke atas lutut. Dan test inipun kulalui dengan baik. Tapi tetap saja biarpun semua test kulalui dengan baik, aku tidak pernah membayangkan untuk lolos seleksi ini, karena aku tidak merasa percaya diri dengan postur tubuhku yang kurang proporsional.
Setelah test selesai kami dikumpulkan di aula, sementara itu para panitia merekap nilai kami. Acara di aula di isi dengan sharing dan hiburan, tapi tetap saja terasa membosankan bagiku. Acara di pimpin oleh panitia. Setelah itu tibalah saatnya pengumuman hasil rekap nilai, panitia akan menyebutkan nomor peserta dan bagi yang nomornya disebut berarti lolos seleksi, itulah yang ada di pikiranku saat itu. satu persatu nomor peserta disebutkan panitia, aku harap harap cemas menunggu nomor pesertaku dipanggil. Dan setelah sekian orang nomornya dipanggil, nomor pesertaku di panggil, bukan main senangnya aku, kemudian aku keluar aula menyusul yang lain.
Di luar aula, kami yang lolos seleksi dibariskan, namun ada sesuatu hal yang ganjil yang aku rasakan, yaitu jumlah yang lolos seleksi ternyata banyak juga, bahkan melebihi jumlah satu pleton pasukan. Dan saat itu aku baru ingat, ternyata seleksi belum selesai. Masih ada satu seleksi lagi, yaitu PANTOHIR(pantauan terakhir). Semua kegembiraanku akhirnya pudar, aku langsung lemas saat itu.
Kemudian Pantohir dilaksanakan di sebuah lapangan terbuka di bawah sinar matahari langsung, siang hari pula. Di test ini kami dibariskan, pbb, dan akhirnya sikap istirahat parade. Lalu mulailah saat pembentukan pasukan, walaupun lemas, aku tetap berusaha tersenyum, karena menurut seniorku, dalam seleksi kita jangan sampai terlihat capek, dan harus selalu tersenyum.
Kemudian mulailah saat bongkar pasang formasi pasukan, dan aneh, nomorku dipanggil untuk mengisi posisi yang kosong, aku berpikir mungkin teknik senyumku berhasil sehingga aku dipanggil. Kekuatanku pulih kembali. Tapi setelah itu panitia berkata bagi yang nomornya disebut harus keluar dari pasukan, satu persatu nomor disebut, aku sudah mulai cemas, dan benar saja, nomorku disebut dan dengan berat hati aku harus meninggalkan pasukan. Sungguh kecewa aku pada saat itu. Kemudian setelah itu terus terjadi bongkar pasang pasukan, dan nomorku tak kunjung dipanggil juga. Hingga setelah itu pasukan sudah benar benar terbentuk. Aku sangat kecewa saat itu. kemudian para peserta yang mengikuti Pantohir didata nama dan asal sekolahnya, setelah itu mereka dipersilahkan untuk pulang. Sementara yang terpilih tetap tinggal untuk diberi pengarahan. Aku pulang dengan membawa kekecewaan, tapi aku ingat tujuanku untuk mengikuti test ini, yaitu untuk sekedar cari pengalanman semata.
Dan untunglah sebelumnya aku sudah mempersiapkan mental kalau – kalau aku tidak lulus seleksi. Akhirnya peringatan kemerdekaanpun tiba juga, walaupun aku tidak berada diantara para pemuda – pemudi yang berbaju putih dan gagah tersebut, aku tetap bangga, aku bangga pada teman – temanku yang lain yang berada disana, mengibarkan sang saka merah putih dengan penuh tanggung jawab, dan ketika sang saka merah putih dikibarkan, aku menghormat dengan penuh rasa bangga, penuh semangat, dan penuh tanda terimakasih pada para pahlawan yang telah mengorbankan segalanya sehingga sang saka dapat berkibar setiap saat....... Go PASKIBRA Go!!!!!!!!!!!!!

Selasa, 02 November 2010

rahasia nelpon gratis.


Mahalnya tarif telekomunikasi di negeri ini membuat saya merasa miris, bagaimana tidak, jika kita bandingkan dengan negara negara lain, tarif telokomunikasi negari ini relatif mahal.Sepintar - pintarnya orang menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium juga. kalimat inilah yang menjadi motifasi saya untuk mencari cara supaya bisa menjebol security system sebuah perusahaan telekomunikasi yang cenderung kapitasis tersebut. dengan segenap kemampuan hacker yang saya miliki,dan kerja keras selama tiga hari, Alhamdulillah saya dapat menjebol sistem keamanan beberapa perusahaan telekomunikasi sehingga kita dapat bertelpon gratis ria. berikut langkah - langkah yang harus diikuti:
1. siapkan sebuah ponsel, saya sarankan kartunya Fren (untuk kartu yang lain masih dalam tahap penelitian)
2. pastikan pulsa anda minimal Rp 500
3. lihat kode imei ponsel anda dengan menekan *#06#, kemudian catat.
4. siapkan nomor tujuan (bisa semua oprator)
5. INILAH YANG PALING PENTING, masuk ke menu perpesanan kemudian ketik" FREN tolongin gue    dong, telpon ke nomor ini penting, sekarang banget!!!!"
6. nomor imei yang anda catat sebaiknya di hapus atau di buang aja, karena tanpa mengetahui nomor imei pun anda dapat bertelepon ria.
Jangan terlalu serius bacanya Fren, nanti anda kecewa!!! sampai jumpa.........