Sabtu, 19 Maret 2011

Tentang Patah Hati


Patah hati adalah perasaan yang tidak enak dan bahkan sakit karena suatu hal atau tragedi, seperti cinta. Mungkin yang lebih sering patah hati karena cinta adalah para remaja, para remaja yang baru mengenal cinta. Bukan hanya remaja, orang dewasa pun tak sedikit yang tidak luput dari patah hati.
Mungkin anda berpikir kalau cinta itu bisa menyenangkan dan menyakitkan seperti dua mata koin yang tidak dapat dipisahkan, tapi bagi saya cinta itu tetap menyenangkan dan tidak pernah menyakitkan, kenyataanlah yang membuat cinta itu menyakitkan. Misalnya ada seseorang yang patah hati karena cintanya ditolak, kemudian dia patah hati dan mengatakan bahwa cinta itu menyakitkan, sebenarnya bukan cinta yang menyakitkan, tapi kenyataan bahwa cintanya ditolaklah yang menyakitkan, bukan cintanya yang berubah menjadi menyakitkan, karena cinta itu konsisten, dan hanya membawa kebahagiaan.
Disaat kita patah hati, kita merasa bahwa dunia itu begitu kejam, kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling menyedihkan di dunia ini, kita mengidap suatu penyakit yang cukup berbahaya, yaitu kecemasan. Kenapa saya katakan bahwa cemas itu berbahaya? Karena cemas bukan hanya menyerang mental seseorang, namun kesehatanya juga. Seseorang yang mentalnya diserang oleh kecemasan akan merasa hidupnya tidak berarti lagi, putus asa dan kurang bersemangat.
Seseorang yang mentalnya telah terserang rasa cemas yang akut oleh patah hati, jika ia tidak segera bangkit maka kesehatanya akan terserang pula. Dr. Russel L. Celcil dari University Medical School, seorang spesialis penyakit tulang mengatakan bahwa rasa cemas dapat menjadi salah satu penyebab penyakit rematik dan penyakit tulang lainya. Ia mengatakan empat gejala umum yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tulang:
1.       Kehancuran rumah tangga
2.       Kegagalan dan kemerosotan dalam keuangan
3.       Kesepian dan kecemasan
4.       Rasa dendam dan kebencian yang dalam.
Tidak hanya itu, Dr. William I.L.McGonigle menyatakan di depan American Dental Association bahwa: “ganguan emosi yang tidak menyenangkan seperti rasa cemas, takut terganggu, dan sebagainya akan mempengaruhi keseimbangan kalsium di dalam tubuh dan menyebabkan timbulnya penyakit gigi.”
Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menyikapi patah hati, ada yang hanya diam terpuruk, ada yang putus asa, ada yang berusaha sekuat tenaga untuk melupakan orang yang telah menyakitinya, namun ada juga yang gentleman menghadapi kenyataan pahit tersebut dengan tegar, kukuh bagai karang yang diterpa ombak, berusaha tersenyum dalam kesedihan dan beraktivitas seperti biasa.
Alasan melupakan seseorang yang kita cintai karena orang tersebut telah menyakiti kita bukanlah merupakan penyelesaian yang baik, itu bukan tindakan yang gentleman, karena itu sama saja dengan menghindari masalah dan bukan menyelesaikanya. Alhasil, ketika kita telah berhasil melupakan seseorang tersebut, masalah akan datang kembali bersamaan dengan orang yang kita lupakan, dengan kata lain ketika orang tersebut datang kepada kita, maka rasa sakit itupun akan menghampiri kita.
Bersikaplah gentleman dengan menghadapi kenyataan itu, hadapi seperti seorang ksatria yang terhormat, berdiri tegak seperti karang yang diterpa ombak, tersenyumlah lebar seperti jendral yang memenangkan peperangan, berpikir jernih sejernih embun pagi, dan bersikaplah bijak seperti ahli hikmah. Waktu kita terlalu singkat untuk memikirkan hal kecil semacam itu, masih banyak yang harus kita kerjakan, kewajiban kita, mimpi kita, dan janji kita, itu lebih penting untuk kita selesaikan.
Lalu bagaimana kita keluar dari keterpurukan ini? Jawabanya adalah dengan “Hiduplah hari ini”. Mengapa kita harus merusakan indahnya kehidupan hari ini dengan mencampur adukan persoalan – persoalan kecil yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan dan meninggalkan hidup yang sebenarnya harus kita nikmati. Saya pernah membaca sebuah artikel yang sangat bagus, seperti ini “setiap hari adalah hidup baru bagi mereka yang bijaksana”  dari situ saya mendapatkan semangat untuk menikmati setiap harinya, ternyata tidak sulit untuk hidup satu hari saja.
Ada dua patah kata dari Bangsa Romawi Kuno yang dapat mewakili hal tersebut, yaitu: Carpe Diem. Atau: nikmatilah hari ini, atau: genggamlah hari ini. Ya genggamlah hari ini, dan pergunakanlah sebaik – baiknya. Jangan sampai kita terus terusan terpuruk, dan pada akhirnya menyesal waktu kita belalu dengan sia – sia tanpa kita manfaatkan dengan maksimal.
Hiduplah hari ini...... hiduplah hari ini........ maksimalkan waktu 23 jam 56 menit yang kita miliki setiap harinya dengan sebaik – baiknya, tak ada waktu untuk memikirkan hal – hal yang menyakitkan.
MENYAMBUT FAJAR
Pandangilah hari ini
Karena hari ini adalah kehidupan
Dari segala kehidupan
Dalam perjalanan yang singkat ini
Letakan seluruh kenyataan yang ada padamu :
Rahmat atas pertumbuhanmu
Kemenangan dari tindakanmu
Kemuliaan dari keberuntunganmu
Sebab kemarin tak lain adalah mimpi
Dan esok pagi adalah banyangan
Tetapi kehidupan yang baik adalah di hari ini
Membuat kemarin menjadi mimpi yang indah
Dan esok menjadi bayangan yang penuh harapan
Maka pandangilan baik – baik hari ini
Seperti saat engkau menyambut fajar

Kalisada {Dramawan India}