Sabtu, 05 Mei 2012

Pengalaman Mengikuti Seleksi IPDN bagian I (Prolog)


Waktu terasa cepat berlalu, gak kerasa sekarang aku sudah duduk di bangku kuliah lagi. Aku ingat setahun yang lalu adalah momen H2C (ayo kalian tau gak arti H2C) menunggu hasil Ujian Nasional yang sangat menyeramkan bagiku. Ya” menyeramkan”, bukan begitu kawan??? Menyeramkan bukan berarti aku belum siap tempur (walaupun ada benarya juga), tapi juga kekhawatiran akan kesalahan teknis yang bisa merugikan, seperti lembar jawaban tidak terscan komputer misalnya, gak lucu juga kan kalau kita sudah capek-capek mengisi ternyata tidak terscan dan hasilnya tidak lulus, itu Nightmare coooy!!!! tapi untunglah, masa-masa itu terlewati, dan Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan (ane bilang “cukup” ya). Nilainya gak ada yang  dibawah 8,00 (sombong dikit gapapa kan?). 
                Oke cukup basa-basinya. Sekarang akan aku ceritakan pengalamanku mengikuti seleksi masuk IPDN. Setahun yang lalu, tepatnya tahun 2011 aku masih duduk di kelas XII. Seperti halnya anak-anak kelas XII lain, tentunya saat-saat seperti itu adalah saat-saat untuk memikirkan kemana akan melanjutkan setelah lulus SMA. Sejak SMP, aku sudah memimpikan untuk masuk Institut Pemerintahan Dalam Negeti atau IPDN, saat itu di Televisi sedang gembor-gembornya diberitakan tentang penganiayaan di kampus inpiianku itu. Tapi aku tak gentar, aku tetap menginginkan untuk masuk kesana. Karena impian yang sudah lama terpendam itulah, maka ketika terbuka kesempatan untuk pendaftaran Praja IPDN tahun 2011/2012 tidak aku sia-siakan, pokoknya aku harus ikut.
Saat itu mungkin aku sedikit gila atau terlalu terobsesi, aku tak menghiraukan kondisi fisikku yang enggak banget, tinggiku 168 cm, sedangkan berat badanku hanya 50 kg, sangat tidak proporsional. Setidaknya aku butuh sekitar 8 kg lagi untuk menuju postur proporsional. Makanya aku rajin mengkonsumsi telur rebus tiap hari. Untuk mengukur postur proporsional yaitu rumusnya BB=TB-110 (misalnya TB 170cm, maka BB ideal adalah 60kg). Selain postur yang tidak proporsional, aku memiliki masalah paru-paru sisa bronkhitis sewaktu SMP, dan kalau di Rontgent pasti ketahuan. Tapi setelah ngobrol dengan temanku sebut saja YP, aku punya strategi jitu, yaitu minum ramuan sakti yang dapat menyamarkan hasil rontgent, ramuan ini diminum sebelum dirontgent. Niscaya hasilnya akan putiiiiih, flek-flek pada paru-paru akan tidak kelihatan, dan kakak-kakak YP pun sudah membuktikanya, dan hasilnya efektif, padahal kakak-kakak YP adalah perokok. Begitulah kiranya YP menyakinkanku, dan aku percaya saja. Hihi...
                Hal pertama yang aku lakukan adalah mengunjungi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Majalengka. Disana aku diberi informasi singkat tentang seleksi IPDN, kemudian aku disuruh mengisi buku kolom pendaftaran. Sebelum mengisi, aku minta izin untuk melihat-lihat siapa saja yang mendaftar, aku buka halaman kebelakang, ternyata ada kolom pendaftararan tahun sebelumnya, tampak disana para seniorku juga ada yang mendaftar, namun mungkin bukan rezekinya sehingga mereka belum berhasil. Setelah melihat kolom kebelakang, aku coba melihat kolom ke depan, dan ternyata luar biasa banyak juga yang mendaftar. Walaupun nyaliku sedikit menciut, tapi tak mengurungkan niatku untuk mendaftar. Setelah selesai, aku pulang, dan dari pihak BKD memberiku Formulir pendaftaran.
                Aku pulang dengan perasaan senang, namun juga kurang enak. Menjadi siswa ikatan dinas ternyata menarik minat banyak orang, terbukti dari banyaknya pendaftar, apalagi di sekolahku. Bagaimana tidak, dengan masuk menjadi siswa ikatan dinas itu berarti hidupmu sudah dijamin oleh negara, masa depanmu cerah, mungkin itulah yang ada di benak kebanyakan orang, maka tak heran banyak orang yang mati-mmatian untuk dapat masuk menjadi siswa ikatan dinas, seperti IPDN, AKMIL, AKPOL, STAN, dan lain-lain. KKN pun seakan sudah menjadi rahasia umum.
Saat itu masih dua bulan menuju tes pertama. Aku rajin browsing di internet untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang IPDN. Dan hasilnya aku tahu tahap-tahap seleksinya. Seleksi pertama adalah seleksi kelengkapan administrasi. Kalau aku tidak salah ingat, syarat-syaratnya adalah mengumpulkan formulir pendaftaran beserta pas photo, surat perjanjian bersedia mengembalikan seluruh biaya pendidikan selama menuntut ilmu di IPDN apabila dalam masa stuudi mengundurkan diri baik secara hormat maupun tidak hormat, surat keterangan dari kepala desa sampai ketua RT, surat izin dari orang tua, surat keterangan belum kawin, SKHU sementara karena ijazahnya belum keluar, surat sehat dari LABKESDA, SKCK dari POLRES setempat, dan yang terkhir surat kesehatan mata, semuanya dimasukan kedalam map berwarna biru muda.
Seleksi yang kedua adalah seleksi tes psikologi, dalam tes ini kepribadian kita akan diuji apakah layak atau tidak menimba ilmu di kampus IPDN. Seleksi yang ketiga adalah seleksi kesamaptaan dan seleksi kesehatan. Seleksi kesamaptaan adalah tes untuk mengetahui tingkat kebugaran calon praja (selanjutnya kita sebut capra), isinya adalah lari 12 menit mengitari lapangan, push up, sit up, dan pull up. Seleksi kesehatan adalah seleksi untuk mengetahui kesehatan kita, tentunya orang yang berpenyakit tidak bisa menuntut ilmu disini. Dalam tes kesehatan, semuanya akan diperiksa, mulai dari darah, tulang, mata, paru-paru, dan lain lain. Dalam tes ini ada momen dimana para capra akan..... maaf, tanpa busana.
Setelah seleksi kesamaptaan dan kesehatan, seleksi keempat adalah seleksi akademik. Isinya ya seleksi yang akan menilai tingkat intelegen kita dibidang akademik. Dan seleksi yang terakhir yang merupakan seleksi penentuan apakan para capra dinyatakan lulus atau tidak adalah PANTAUHIR (pantaun terakhir) disinilah banyak orang yang putus harapanya untuk sekolah di IPDN, atau gak LULUS coy. kenapa seleksi ini begitu seram? Entahlah, dalam PANTAUHIR, semua seleksi diulang kembali, mulai dari administrasi, saampai kademik, plus wawancara. coba kalian bayangkan, kalian sudah lulus hampir semua tes, kalian mati-matian agar lulus semua, tapi di PANTAUHIR kalian gagal begitu saja. hmmm....
Test administrasi bertempat di kantor BKD, selanjutnya pihak BKD akan membawa map kita ke kantor pusat (mungkin begitu :D). Namun semua test seperti test psikologi, kesamaptaan & kesehatan, dan akademik, bertempat di ibukota provinsi, karena aku berada di provinsi Jawa Barat, maka tempatnya di Bandung, atau lebih tepatnya di RINDAM 3 Siliwangi. Sedangkan untuk PANTAUHIR, bertempat di kampus IPDN sendiri di Jatinangor, Sumedang. bersambung.....

4 komentar:

  1. bro kalo boleh tau tes kesehatan yg lari 12 menit mengitari lapangan, push up, sit up, dan pull up, nah untuk push up, sit up, dan pull up masing masing berapa ya/ maksimala atau minimalnya berapa, terima kasih

    BalasHapus
  2. wah hebat2, o ia ka saya jg dr majalengka,dr majalengka cmn tinggal 17 orang, minta do'anya ya ka mudah2an smuanya bsa masuk aamiin

    BalasHapus
  3. Mas kalau boleh tau tes kesehatan matanya ada buta warnanya gak?

    BalasHapus