Sabtu, 05 Mei 2012

Pengalaman Mengkuti Seleksi IPDN bagian IV (hasil=the end)


Hasil dari seleksi psikologi adalah dua minggu setelah pelaksanaan seleksi. Seleksi IPDN menggunakan sistem gugur. Jadi, kalau salah satu tes ada yang tidak lulus itu artinya tidak bisa melanjutkan untuk  mengikuti seleksi selanjutnya. Menurut pihak BKD kabupaten Majalengka, seleksi IPDN sengaja mendahulukan seleksi psikologi, karena dalam seleksi ini banyak orang yang gagal, bukan hanya di IPDN saja, di sekolah kedinasan yang lain jua sama, yang paling banyak tidak lulus selain PANTAUHIR adalah seleksi psikologi. Tujuanya jelas supaya orang-orang yang tidak layak gugur duluan. Daripada nanti sudah mengikuti banyak seleksi tapi gugur di seleksi psikologi, kan kasian pasti sakit hati.
Dua minggu sebelum pengumuman hasil seleksi psikologi, waktu yang tersisa aku gunakan untuk olah raga guna mempersiapkan diri menghadapi seleksi kesamaptaan, dan berdoa tentunya. Sebeb kata ayahku dan dia tau dari tukang becak, “berusaha tanpa berdoa sombong. Berdoa tanpa berusaha kosong”. Jadi harus seimbang antara usaha dan doa. Betul gak sob??? Hehe....
Singkat cerita, dua minggu yang dinantikan itu pun akhirnya datang juga. Saat itu aku baru pulang dari dokter gigi, gusiku masih terasa bengkak sisa obat yang disuntukan pak dokter. Sebelum meninggalkan rumah praktek pak dokter, aku sudah merasa kalau cuaca mulai tidak bersahabat. Saat itu pukul 17:30, menjelang maghrib. Firasatku mengatakan kalau hujannya pasti lebat dan pasti lama. Oleh karena itu aku berpamitan kepada pak dokter untuk segera pulang, dan pak dokter pun mengijinkanku sambil tak lupa bilang “hati-hati”.
Aku pulang dengan perasaaan kalut. Dan benar saja firasatku, hujan yang aku ramalkan akan turun pun akhirnya turun juga, bahkan lebih cepat dari kira. Untunglah, dalam bagasi motorku aku menyimpan jas hujan, aku minggir sebentar untuk memakainya. Setelah berjalan beberapa lama, handphoneku tek hentinya berdering, aku pensaran, siapa sih yang berani-beraninya menghubungiku disaat yang tidak tepat seperti ini? Aku segera mencari tempat menepi, dan akhirnya aku putuskan untuk berhenti di dekat halaman Universitas Majalengka, disana ada tempat menepi.
Aku ambil handphoneku, ada dua sms yang masuk, yang satu dari kantor BKD, dan yang satunya dari temanku Fauzi. Saat itu hujan lebat sekali, tak lupa petir pun ikut meramaikan. Dramatis banget lah pokoknya. Aku buka sms dari BKD terlebih dahulu, dan isinya adalah nomor-nomor peserta yang lulus seleksi psikologi. Aku baca dengan perasaan berdebar, tak lupa aku terus-menerus berdoa, hujan dan petir pun semakin membuat perasaan semakin mencekam. Seerti di film-film, bedanya kalau di film-film ada sound effeck, kalau waktu itu tidak ada. Tapi hujan yang deras disertai petir seakan menjadi sound effeck bagiku, jantungku berdebar dengan kerasnya, mataku melotot terfokus pada satu arah, layar handphoneku. Mimik mukaku tegang, bola mataku berbolak-balik dari kiri ke kanan mencari dengan seksama nomor pesertaku. Satu demi satu aku lihat, aku lihat semuanya dari atas sampai ke bawah, sampai ke nomor terakhir. Seakan tidak percaya, lihat sekali lagi layar handphoneku, hasilnya tetap sama, keduakalinya, ketigakalinya, dan ini yang terakhir. Hasilnya sama, tidak ada noor pesertaku tercantum disana. Hancur sudah harapan dan semangatku. Aku tertegun beberapa saat meratapi nasibku, kemudian aku berpositif thinking, ah mingkin salah ketik. Dari sekitar 60 orang pendaftar, hanya 30 orang yang lolos seleksi psikologi.
Aku pulang dengan perasaan berat hati, dan hujan beserta temanya petir masih menjadi sound effeck yang mencekam. Sampai di rumah aku ceritakan semuanya pada uwaku, uwa yang perempuan tersenyum sambil memotifasiku, sedangkan uwa yang laki-laki tersenyum getir. Tak tau aku apa yang ada dipikiranya. Malam itu menjadi malam yang sangat malang bagiku. Aku sempat berfikir, apakah aku ini gila sampai tak lulus seleksi psikologi? Masih ada sedikit harapan dalam diriku, besok pagi akan aku cek hasil yang sesungguhnya ke kantor BKD. Oh iya sms dari Fauzi tadi dia menanyakan apakah aku lulus atau tidak, aku bilang tidak lulus dan dia pun demikian. Kami berdua senasib.
Besoknya aku pergi kerumah kakaku, dan mengutarakan apa yang terjadi, mereka hanya bisa memotifasiku. Dan ternyata tetanggaku Rahman lulus tes. Pagi itu tatanggaku banyak yang menanyakan perihal hasil seleksi IPDNku, aku katakan yang sesungguhnya dan mereka mengerti, meraka hanya bisa memotifasiku. Setelah agak siang aku pergi ke BKD dan janjian dengan Fauzi untuk bertemu di alun-alun Majalengka untuk kemudian bersama-sama berangkat ke kantor BKD. Kami akan lihat asil sebenarnya, barangkali orang BKD itu salah ketik sms. Kami pergi dengan optimis. Namun setelah pulang dari sana kami benar-benar terpuruk, hasilnya sama saja. Pupus sudah harapan kami.
Setelah itu kami pergi ke alun-alum Majalengka untuk sejenak berbincang, bagi Fauzi, ini adalah kegagalan keduanya setelah ia juga gagal dalam tes AKMIL. Namun bagiku ini adalah kegagalan pertama, harapanku satu satunya adalah hasil SNMPTN. Kalau sampai SNMPTN tak lulus, betapa marahya ayahku dan aku tak tau harus kemana, aku tak bisa menatap masa depan kalau sampai SNMPTN tidak lulus (lebay ya), tapi itulah perasaanku saat itu. setelah itu kami pun pulang.
Saat itu aku memang sangat kecewa dengan kegagalanku masuk ke IPDN. Tapi semuanya ada hikmahnya, Allah memberiku jalan yang lebih indah. Aku berhasil lulus SNMPTN dan masuk ke kampus yang sangat nyaman, kampus yang sesuai kepribadianku. Mungkin ini yang terbaik, aku tak bisa membayangkan kalau sampai aku lulus di IPDN, aku tak tau nasib buruk apa yang akan menimpaku. Kawan, yakinlah bahwa setiap nasib buruk yang menimpamu itu semua ada hikmahnya, Allah sangat sayang dengan kita, Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Semuanya telah usai, aku telah menebus rasa penasaranku selama ini, namun aku juga telah menemukan yang terbaik dalam hidupku, yaitu apa yang aku butuhkan. Sekarang, kampus Universitas Pendidikan Indonesia menjadi kampus terbaiak bagiku. Perjuangan menembus IPDN memang telah lama padam, bukan berarti aku menyerah, namun Allah telah mempertemukanku dengan jalan yang berar, yang selama iniaku butuhkan. Alhamdulillah ya rabb ^^
Keep Fihting untuk semuanya, jawab panggilan jiwa kalian, jawablah, jangan sampai kalian menyerah sebelum Allah mempertemukanmu dengan jalan yang benar. 

13 komentar:

  1. Gue kira lulus -_-, tapi gak papa kata2 lu bagus gan, salut gua. Gua penasaran apa aja yg diuji di Tes kesehatan ama kesamaptaan, soalnya gua udah lulus tes psikologi :). Thank gan perjuangannya, keren lo :)

    BalasHapus
  2. Terima kasih Nyimas. :)

    Makasih rif pujianya, maaf gue baru bisa bales sekarang, maklum gue udah punya kesibukan lain di UPI. hehe...
    oh iya, lo lulus ga seleksi IPDNnya gan? kan kalo lo lulus bisa sharing2 pengalamanya, soalnya gue kan gak lulus. :D

    BalasHapus
  3. terima kasih info nya.
    semangat trs!

    BalasHapus
  4. Salut deh, bwt kak Aliyuddin..Bntu bngt infonya..+motivasi n' humornya.
    Thank's..!!!


    www.Je-blogarea.blogspot.com

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Keren banget dah bahasanya. seneng deh.. ngomong2 IPDN juga kampus impianku sejak pertama kali masuk SMA. Terimakasih buat share informasinya. Sangat bermanfaat!! :)

    BalasHapus
  7. assalamualaikum, a punten mau nanya, aa alumni sman 1 subang?

    BalasHapus
  8. Tes IPDN tahun brp bro?
    aku 2012 (sumatera utara) lebih dramatisnya udah sampai tes akademik walau akhirnya gagal tapi Tuhan punya jalan lain lewat SNMPTN sekarang kuliah di UB, Malang. :D

    BalasHapus
  9. Keren kak bahasanya :D
    Kalo aku beda cerita udah keterima di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin tapi tetap coba-coba ikut test IPDN nih disuruh sama keluarga -_-

    BalasHapus