Hasil dari
seleksi psikologi adalah dua minggu setelah pelaksanaan seleksi. Seleksi IPDN
menggunakan sistem gugur. Jadi, kalau salah satu tes ada yang tidak lulus itu
artinya tidak bisa melanjutkan untuk mengikuti
seleksi selanjutnya. Menurut pihak BKD kabupaten Majalengka, seleksi IPDN
sengaja mendahulukan seleksi psikologi, karena dalam seleksi ini banyak orang
yang gagal, bukan hanya di IPDN saja, di sekolah kedinasan yang lain jua sama,
yang paling banyak tidak lulus selain PANTAUHIR adalah seleksi psikologi. Tujuanya
jelas supaya orang-orang yang tidak layak gugur duluan. Daripada nanti sudah
mengikuti banyak seleksi tapi gugur di seleksi psikologi, kan kasian pasti
sakit hati.
Dua minggu
sebelum pengumuman hasil seleksi psikologi, waktu yang tersisa aku gunakan
untuk olah raga guna mempersiapkan diri menghadapi seleksi kesamaptaan, dan
berdoa tentunya. Sebeb kata ayahku dan dia tau dari tukang becak, “berusaha
tanpa berdoa sombong. Berdoa tanpa berusaha kosong”. Jadi harus seimbang antara
usaha dan doa. Betul gak sob??? Hehe....
Singkat cerita,
dua minggu yang dinantikan itu pun akhirnya datang juga. Saat itu aku baru
pulang dari dokter gigi, gusiku masih terasa bengkak sisa obat yang disuntukan
pak dokter. Sebelum meninggalkan rumah praktek pak dokter, aku sudah merasa
kalau cuaca mulai tidak bersahabat. Saat itu pukul 17:30, menjelang maghrib. Firasatku
mengatakan kalau hujannya pasti lebat dan pasti lama. Oleh karena itu aku
berpamitan kepada pak dokter untuk segera pulang, dan pak dokter pun mengijinkanku
sambil tak lupa bilang “hati-hati”.
Aku pulang
dengan perasaaan kalut. Dan benar saja firasatku, hujan yang aku ramalkan akan
turun pun akhirnya turun juga, bahkan lebih cepat dari kira. Untunglah, dalam
bagasi motorku aku menyimpan jas hujan, aku minggir sebentar untuk memakainya. Setelah
berjalan beberapa lama, handphoneku tek hentinya berdering, aku pensaran, siapa
sih yang berani-beraninya menghubungiku disaat yang tidak tepat seperti ini? Aku
segera mencari tempat menepi, dan akhirnya aku putuskan untuk berhenti di dekat
halaman Universitas Majalengka, disana ada tempat menepi.
Aku ambil
handphoneku, ada dua sms yang masuk, yang satu dari kantor BKD, dan yang
satunya dari temanku Fauzi. Saat itu hujan lebat sekali, tak lupa petir pun
ikut meramaikan. Dramatis banget lah pokoknya. Aku buka sms dari BKD terlebih
dahulu, dan isinya adalah nomor-nomor peserta yang lulus seleksi psikologi. Aku
baca dengan perasaan berdebar, tak lupa aku terus-menerus berdoa, hujan dan
petir pun semakin membuat perasaan semakin mencekam. Seerti di film-film,
bedanya kalau di film-film ada sound effeck, kalau waktu itu tidak ada. Tapi hujan
yang deras disertai petir seakan menjadi sound effeck bagiku, jantungku
berdebar dengan kerasnya, mataku melotot terfokus pada satu arah, layar
handphoneku. Mimik mukaku tegang, bola mataku berbolak-balik dari kiri ke kanan
mencari dengan seksama nomor pesertaku. Satu demi satu aku lihat, aku lihat
semuanya dari atas sampai ke bawah, sampai ke nomor terakhir. Seakan tidak
percaya, lihat sekali lagi layar handphoneku, hasilnya tetap sama,
keduakalinya, ketigakalinya, dan ini yang terakhir. Hasilnya sama, tidak ada
noor pesertaku tercantum disana. Hancur sudah harapan dan semangatku. Aku tertegun
beberapa saat meratapi nasibku, kemudian aku berpositif thinking, ah mingkin
salah ketik. Dari sekitar 60 orang pendaftar, hanya 30 orang yang lolos seleksi
psikologi.
Aku pulang
dengan perasaan berat hati, dan hujan beserta temanya petir masih menjadi sound
effeck yang mencekam. Sampai di rumah aku ceritakan semuanya pada uwaku, uwa
yang perempuan tersenyum sambil memotifasiku, sedangkan uwa yang laki-laki tersenyum
getir. Tak tau aku apa yang ada dipikiranya. Malam itu menjadi malam yang
sangat malang bagiku. Aku sempat berfikir, apakah aku ini gila sampai tak lulus
seleksi psikologi? Masih ada sedikit harapan dalam diriku, besok pagi akan aku
cek hasil yang sesungguhnya ke kantor BKD. Oh iya sms dari Fauzi tadi dia
menanyakan apakah aku lulus atau tidak, aku bilang tidak lulus dan dia pun
demikian. Kami berdua senasib.
Besoknya aku
pergi kerumah kakaku, dan mengutarakan apa yang terjadi, mereka hanya bisa
memotifasiku. Dan ternyata tetanggaku Rahman lulus tes. Pagi itu tatanggaku
banyak yang menanyakan perihal hasil seleksi IPDNku, aku katakan yang
sesungguhnya dan mereka mengerti, meraka hanya bisa memotifasiku. Setelah agak
siang aku pergi ke BKD dan janjian dengan Fauzi untuk bertemu di alun-alun
Majalengka untuk kemudian bersama-sama berangkat ke kantor BKD. Kami akan lihat
asil sebenarnya, barangkali orang BKD itu salah ketik sms. Kami pergi dengan
optimis. Namun setelah pulang dari sana kami benar-benar terpuruk, hasilnya
sama saja. Pupus sudah harapan kami.
Setelah itu
kami pergi ke alun-alum Majalengka untuk sejenak berbincang, bagi Fauzi, ini
adalah kegagalan keduanya setelah ia juga gagal dalam tes AKMIL. Namun bagiku
ini adalah kegagalan pertama, harapanku satu satunya adalah hasil SNMPTN. Kalau
sampai SNMPTN tak lulus, betapa marahya ayahku dan aku tak tau harus kemana, aku
tak bisa menatap masa depan kalau sampai SNMPTN tidak lulus (lebay ya), tapi
itulah perasaanku saat itu. setelah itu kami pun pulang.
Saat itu aku
memang sangat kecewa dengan kegagalanku masuk ke IPDN. Tapi semuanya ada
hikmahnya, Allah memberiku jalan yang lebih indah. Aku berhasil lulus SNMPTN
dan masuk ke kampus yang sangat nyaman, kampus yang sesuai kepribadianku. Mungkin
ini yang terbaik, aku tak bisa membayangkan kalau sampai aku lulus di IPDN, aku
tak tau nasib buruk apa yang akan menimpaku. Kawan, yakinlah bahwa setiap nasib
buruk yang menimpamu itu semua ada hikmahnya, Allah sangat sayang dengan kita,
Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Semuanya
telah usai, aku telah menebus rasa penasaranku selama ini, namun aku juga telah
menemukan yang terbaik dalam hidupku, yaitu apa yang aku butuhkan. Sekarang,
kampus Universitas Pendidikan Indonesia menjadi kampus terbaiak bagiku. Perjuangan
menembus IPDN memang telah lama padam, bukan berarti aku menyerah, namun Allah
telah mempertemukanku dengan jalan yang berar, yang selama iniaku butuhkan.
Alhamdulillah ya rabb ^^
Keep Fihting
untuk semuanya, jawab panggilan jiwa kalian, jawablah, jangan sampai kalian
menyerah sebelum Allah mempertemukanmu dengan jalan yang benar.
semangat aliy semangat :)
BalasHapusGue kira lulus -_-, tapi gak papa kata2 lu bagus gan, salut gua. Gua penasaran apa aja yg diuji di Tes kesehatan ama kesamaptaan, soalnya gua udah lulus tes psikologi :). Thank gan perjuangannya, keren lo :)
BalasHapusTerima kasih Nyimas. :)
BalasHapusMakasih rif pujianya, maaf gue baru bisa bales sekarang, maklum gue udah punya kesibukan lain di UPI. hehe...
oh iya, lo lulus ga seleksi IPDNnya gan? kan kalo lo lulus bisa sharing2 pengalamanya, soalnya gue kan gak lulus. :D
terima kasih info nya.
BalasHapussemangat trs!
sama-sama. semangat juga :)
Hapussama-sama, semangat juga. :)
BalasHapusSalut deh, bwt kak Aliyuddin..Bntu bngt infonya..+motivasi n' humornya.
BalasHapusThank's..!!!
www.Je-blogarea.blogspot.com
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKeren banget dah bahasanya. seneng deh.. ngomong2 IPDN juga kampus impianku sejak pertama kali masuk SMA. Terimakasih buat share informasinya. Sangat bermanfaat!! :)
BalasHapusassalamualaikum, a punten mau nanya, aa alumni sman 1 subang?
BalasHapusTes IPDN tahun brp bro?
BalasHapusaku 2012 (sumatera utara) lebih dramatisnya udah sampai tes akademik walau akhirnya gagal tapi Tuhan punya jalan lain lewat SNMPTN sekarang kuliah di UB, Malang. :D
Keren kak bahasanya :D
BalasHapusKalo aku beda cerita udah keterima di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin tapi tetap coba-coba ikut test IPDN nih disuruh sama keluarga -_-
sangat membantu sekali makasih
BalasHapustolak angin care